Rekomendasi Laptop Murah Buat WFH atau Kuliah / Sekolah Online di Rumah

Image
Seiring berjalannya waktu, tidak hanya teknologi yang makin maju, namun juga beberapa bidang harus beradaptasi lagi dengan perubahan tersebut. Tak terkecuali didalam dunia pekerjaan dan akademik, dahulu yang bekerja hanya membutuhkan komputer dan yang kuliah hanya membutuhkan buku, kini para pekerja dan mahasiswa juga membutuhkan laptop yang mumpuni untuk bekerja dan kuliah dari rumah. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini, membuat laptop menjadi kebutuhan primer. Namun, biasanya yang menjadi kendala dalam mencari laptop yang bagus adalah biaya atau budget yang tersedia. Chanophi akan membagikan rekomendasi 8 laptop di kisaran harga Rp 3 jutaan hingga Rp 7 jutaan. Biar gampang, kami akan mengurutkannya dari harga yang termurah hingga harga yang termahal. Yuk simak daftar rekomendasi laptop di tahun 2021 selengkapnya berikut ini : 1. Dell Inspiron 11-3162 Dell Inspiron 11 Laptop pertama yang kami rekomendasikan untuk kamu yang sedang menjalankan Work From Home (WFH) atau Learn From...

Selamat Hari Anak Nasional 2019, Kita Anak Indonesia, Kita Gembira


Jangan heran kalau hari ini (23/07/19) Mesin Pencarian Pintar Google menggunakan tema Hari Anak Nasional 2019 di halaman mukanya. Hari Anak adalah acara yang diselenggarakan pada tanggal yang berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Di Indonesia, Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.

Tiga puluh dua tahun setelah HAN perdana dirayakan, survei Varkey Foundation di Inggris (September-Oktober 2016) menyebut anak-anak Indonesia yang berusia 15-21 tahun adalah anak-anak paling bahagia di dunia—dengan skor bersih 90 persen. “Ini mungkin menunjukkan bahwa tinggal di negara yang relatif makmur dan maju secara ekonomi tak serta merta menjamin kebahagiaan," terang tim peneliti Varkey Foundation, sebagaimana dilansir BBC. Survei tersebut juga menerangkan saat anak-anak muda di berbagai negara merasa pesimis dengan masa depan mereka, anak-anak muda di Indonesia, Cina, dan India justru menunjukkan optimisme. 

“Kita Anak Indonesia, Kita Gembira !” menjadi tagline peringatan Hari Anak Nasional, 23 Juli 2019. Tagline itu sebangun dengan tema HAN tahun ini, “Peran Keluarga dalam Perlindungan Anak”. Tagline ini pun mengguratkan kisah bahwa anak Indonesia adalah mereka yang selalu bergembira. Anak Indonesia selalu tersenyum riang dan ramah dalam kondisi apa pun. Anak Indonesia diharapkan menjadi penyejuk keluarga di tengah kondisi yang mungkin kurang beruntung. Anak Indonesia pun menjadi penyemangat bagi hidup orangtua mereka.

Pada peringatan Hari Anak Nasional tahun ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise menyampaikan Pesan yang ditujukan untuk anak-anak dan keluarga sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang seorang anak.

Pertama, Yohana berpesan kepada seluruh anak Indonesia untuk menjadi generasi yang beradab dan menjunjung tinggi tata krama. “Bagi seluruh anak-anak Indonesia di mana pun berada, rajinlah beribadah, hormati dan sayangi orangtua kita dan sesama teman,” pesan Yohana. Ia juga berpesan agar anak-anak sebagai penerus bangsa Indonesia harus memiliki kualitas pendidikan dan kesehatan yang baik, juga memiliki rasa cinta Tanah Air.


“Tuntutlah ilmu setinggi mungkin, berperilaku sehat, dan cintailah Tanah Air kita, Indonesia,” ucap Yasona. Sementara, untuk kalangan keluarga, Yasona meminta agar dapat menjaga anak-anak dengan sebaik mungkin. Menurut dia, menjaga seorang anak sama dengan melindungi masa depan bangsa. “Juga kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama para keluarga di seluruh Tanah Air, saya berpesan agar selalu melindungi anak-anak kita, menjaga mereka,” kata Yohana.

Ia menekankan, pesan ini disampaikan untuk satu misi jangka panjang yang ingin dicapai oleh KPPPA dan pemerintah secara umum, yakni Indonesia Layak Anak Tahun 2030. “Mari berikan yang terbaik bagi 80 juta anak Indonesia. Mereka adalah generasi penerus bangsa kita ke depan. Mari wujudkan Indonesia layak anak tahun 2030, menuju Indonesia emas tahun 2045,” kata Yohana.

Menurut Wakil Ketua KPAI Yang juga Dosen FISIP UHAMKA, Rita Pranawati Ada 3 hal yang harus dimiliki oleh orang Tua, yaitu:

Wajah Kegembiraan


Gambaran kegembiraan anak ini seringkali kalah dari narasi kekerasan yang juga muncul di berbagai layar televisi. Kekerasan terhadap anak dan tindak tidak menyenangkan pada anak masih saja menjadi menu harian berita di layar kaca.

Wajah gembira yang tidak baik di layar kaca selayaknya menggugah kepekaan bangsa Indonesia untuk kembali menoleh arti penting anak. Anak bukan sosok kecil yang mudah untuk dipaksa dan dilecehkan. Mereka adalah anugerah Tuhan. Karenanyalah bangsa ini tetap lestari. Tanpa kehadiran anak, masa depan sebuah peradaban akan suram dan sirna. Merekalah pewaris cita Republik. Merekalah yang akan menjadi pemimpin dan pengelola alam raya ini.


"Anakmu bukanlah anakmu," kata Kahlil Gibran. Ujaran ihwal anak-anak bukan milik orang tua, namun “milik kehidupan”, menjadi penting karena orang tua sering gagap memahami mengapa sikap anak-anak di dalam rumah bisa sangat berbeda dengan di luar rumah. Kegagapan ini membuat orang tua sering kerepotan memahami anaknya sendiri.

Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan mereka menjadi sosok tangguh di masa depan. Salah satunya dengan menggembirakan mereka. Kegembiraan anak pada dasarnya merupakan wajah syukur orang tua. Syukur orang tua atas anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Inilah yang kemudian mendorong orangtua untuk terus melakukan usaha maksimal dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup. Tiap orang tua tentu memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendidik anak. Namun, kita sepakat: apa pun caranya, semua pendekatan tersebut pada dasarnya dilakukan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Perlindungan


Prinsip perlindungan anak ada empat, yaitu hak hidup dan tumbuh kembang, non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, dan partisipasi anak. Prinsip pemenuhan kebutuhan hidup dalam perlindungan anak memposisikan kepentingan anak sebagai pertimbangan utama. Oleh karena itu, prinsip ini diarahkan dan dirancang untuk mampu memenuhi kebutuhan pokok anak serta keberlangsungan dan kesejahteraan hidup.

Orangtua sebagai pemegang mandat dari Tuhan perlu berusaha sekuat tenaga memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya. Kebutuhan itu tidak hanya dalam bentuk materi semata. Namun, perlindungan dan perwujudan kesejahteraan psikis sangat penting. Sentuhan kasih sayang orangtua sangat penting di tengah semakin derasnya arus teknologi informasi yang dapat menyeret anak dalam “hidup sendiri”. Kesendirian yang menjadikannya makhluk terasing dalam sistem sosial yang dinamis. 

Kebutuhan pokok atau hak dasar anak, dalam pendidikan yang layak misalnya, perlu diusahakan orang tua dengan sepenuh hati. Proses pemilihan dan penentuan lembaga pendidikan perlu melibatkan anak secara aktif sebagai bagian dari perwujudan prinsip partisipasi anak. Nafsu orangtua perlu direm agar ia tidak memaksakan kehendak dan “mendikte” anak sekolah di lembaga pendidikan tertentu.


“Kualitas pengasuhan dan keluarga sangat penting dalam upaya-upaya perlindungan anak,” kata Sekretaris Menteri PPPA Pribudiarta Nur Sitepu.

Ia menambahkan, tujuan HAN dirayakan adalah memunculkan kepedulian semua pihak untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas bagi anak dan arti penting peningkatan kualitas anak melalui pola pengasuhan yang berkualitas. “Anak adalah harapan dan investasi bangsa Indonesia di masa depan. 

Kualitas anak-anak akan menentukan Indonesia menjadi bangsa yang kuat atau lemah,” pungkasnya. Jika anak-anak Indonesia tumbuh dengan kualitas yang menjanjikan, publik patut menyadari bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang—dan kita percaya hal itu bukanlah utopia.

Ruang Dialog


Ruang dialog orangtua dan anak berada pada posisi setara. Memperlakukan anak sebagai “orang merdeka” menjadi penting. Artinya, mereka perlu didengar suara dan mimpi-mimpinya. Orangtua berdasarkan pengalaman kemudian memberikan gambaran umum tentang mimpi-mimpi itu.

Saat orangtua sudah mampu berdialog dengan anak, itulah kegembiraan. Kegembiraan anak saat ini adalah saat orangtua mau dan mampu mendengar setiap suara lirihnya. Orangtua juga dengan mudah mengapresiasi kelebihan dan bakat anak. Jamak kita ketahui orangtua lebih mudah marah saat anaknya salah. Namun, hanya sedikit kata pujian saat anak hebat atau berprestasi.


Pada akhirnya, selamat Hari Anak Nasional, mari menggembirakan anak Indonesia dengan cara-cara sederhana namun penuh makna. Saatnya bergembira!

Comments

Popular posts from this blog

KPP Pratama Langsa Kirim Mobil Pajak Keliling Ke Kabupaten Aceh Timur

Cara Membetulkan Data Setoran Pajak Yang Salah Saat Membuat Kode Billing (Pemindahbukuan)