Kualasimpang, November 2019 - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang memperkirakan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol segmen Binjai-Langsa sepanjang 131 kilometer (km), di antaranya sekitar 31,6 km bakal mulai dilaksanakan awal 2020. "Kalau di Aceh Tamiang ada 31,6 kilometer, dan pembebasannya dilakukan 2020 akan melintasi 4 kecamatan, Kejuruan Muda, Sekrak, Manyak Payed dan Karang Baru dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh" kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Tamiang, Rianto Waris di Kualasimpang. Hasil Rapat Tindak Lanjut FGD Penyusunan Review Desain Awal (Basic Design) dan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan Tol Ruas Binjai-Langsa antara lain yaitu : Pembangunan jalan tol bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh serta meningkatkan perekonomian masyarakat; Pembangunan jalan tol ruas Binjai-Langsa sepanjang 131 km dan lebar 80 m tidak melewati kawasan hutan; Pembangunan jalan tol melewati areal perkebunan seluas 1000 ha (an. PT. Darma Agung, PT. Pantai Kiara, PTP Nusantara I, PT. Seumadam dan PT. Socfin Indonesia; Seluruh rencana trase telah di koordinasikan dengan Pemerintah Daerah setempat; Pembangunan jalan tol harus memperhatikan kondisi existing jalan yang telah ada dan Rest Area akan dibangun di wilayah perbatasan dengan konsep ke-Acehan serta harus mengakomodir 30 % UMKM guna peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Setahun kemudian, pada tahun 2021, lanjut dia, baru dilakukan proses pembangunan konstruksi fisik dari total empat segmen di Aceh yang menjadi bagian dari jalan bebas hambatan di Aceh-Medan, Sumatera Utara yang dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero). Keempat segmen pembangunan jalan tol di Aceh itu, yakni Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km, lalu segmen Sigli-Lhokseumawe sekitar 135 km, Lhokseumawe-Langsa 135 km, dan Langsa-Binjai di Sumatera Utara sejauh 131 kilometer.
Dari perencanaan jalan tol menghubungkan Binjai-Langsa sepanjang 110 Km akan melintasi 2 crossing jalan negara yakni di kabupaten Langkat di Desa Karangrejo Kecamatan Stabat dan di Langsa, NAD. Sedangkan jumlah jembatan penyeberangan di Langkat 45 buah dan crossing kereta api di Tanjugpura. Ruas tol sepanjang 70 Km melintasi Langkat, mulai dari pintu tol Tandam Hilir terus menuju Karangrejo dan crossing jalan negara Karangrejo Stabat terus Jalan Randugapit menuju Titi Penceng ke pintu exit (keluar). Sedangkan pintu gerbang tol masuk melalui Jalan Asrama belakang Gedung Serbaguna (GOR) Stabat menuju Titi Penceng Stabat.
Selanjutnya dari Titi Penceng Stabat menuju Bukittua Kecamatan Padangtualang dan untuk mendukung program pariwisata religius menuju kawasan Babusalam dan kekiri kawasan wisata Tangkahan Batangserangan akan didirikan pintu tol kedua. Selanjutnya pintu tol ketiga di kawasan Pangkalanbrandan.
Pemerintah telah menugaskan PT Hutama Karya selaku pemegang konsesi jalan tol Trans-Sumatera selama 45 tahun meliputi total 24 ruas yang saat ini terus dikebut pembangunannya. "Jadi dilakukan bertahap, karena di Aceh ada empat segmen jalan tol. Dalam status PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) ruas Binjai-Langsa tahap pembebasan lahan sampai 2021, dan kontruksi hingga 2022," tegas Rianto. Dilansir dari situs KPPIP Jalan Tol Langsa-Binjai diprediksi bakal menelan investasi senilai Rp 18 Triliun. Selain itu diketahui bahwa adanya peran PT Virama Karya sebagai konsultan jalan tol di segmen ini.
PT Hutama Karya (Persero) bulan September 2019 menargetkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada pembangunan jalan tol ruas Aceh-Medan di segmen Binjai-Langsa bisa ditandatangani paling lambat Oktober 2019. "Kami sudah kirim surat ke Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) yang sekarang sedang melakukan kajian riset kami. Misalnya IC (interchange), bener enggak bangunan sekian," ujar Kepala Divisi Pengembangan Jalan Tol Hutama Karya.
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.club ^_$
add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^